Jumat, 01 Februari 2013

flim the Raid

The Raid (Serbuan Maut)

Mungkin sudah pada tau kan ya tentang film ini. Film The Raid atau untuk konsumsi lokal berjudul Serbuan Maut ini cukup menyita perhatian dunia film, tidak hanya dalam negeri tapi juga internasional. Film ini di sutradarai oleh Gareth Evans yang sebelumnya melahirkan film Merantau, film yang mengangkat seni beladiri pencak silat ke dalam layar lebar.
Awalnya Gareth Evans cs menggarap film Berandal sebagai project kedua mereka setelah Merantau, tapi meraka menunda project tersebut dan malah berkonsentrasi ke film The Raid (Serbuan Maut). Rencananya film ini dijadikan prekuel untuk film Berandal nantinya.
Film The Raid ini kembali dibintangi oleh Iko Uwais yang dulu bersinar di Merantau. Yayan Ruhiyan juga kembali ikut ambil bagian di sini. Tidak hanya itu, mereka berdua juga bertindak sebagai koreografer bersama Gareth Evans sendiri. Film ini berbeda dengan Merantau, katanya bakal lebih hitam brutal. Semacam action thriller dengan kombinasi adegan-adegan seperti pada film “Die Hard” dengan “Assault On Precinct 13”
Matt Flannery kembali bertindak sebagai Director of Photography sama seperti film Merantau, jadi mudah-mudahan gambar yang dihasilkan juga bagus, tidak seperti kebanyakan film-film Indonesia yang lain yang kualitas gambarnya masih sama seperti sinetron.
ini cuplikan critanya
Sekelompok tim SWAT yang tiba di sebuah blok apartemen kumuh dengan misi menangkap pemiliknya – seorang raja bandar narkotik bernama Tama. Blok ini tidak pernah digerebek atau pun tersentuh oleh Polisi sebelumnya. Sebagai tempat yang tidak dijangkau oleh pihak berwajib, gedung tersebut menjadi tempat berlindung para pembunuh, anggota geng, pemerkosa, dan pencuri yang mencari tempat tinggal aman. Mulai bertindak di pagi buta, kelompok SWAT diam-diam merambah ke dalam gedung dan mengendalikan setiap lantai yang mereka naiki dengan mantap. Tetapi ketika mereka terlihat oleh pengintai, penyerangan mereka terbongkar. Dari penthouse suite-nya, Tama memerintahkan untuk mengunci gedung apartemen dengan memadamkan lampu dan menutup semua jalan keluar. Terjebak di lantai 6 tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen yang diperintahkan oleh Tama, tim SWAT harus berjuang melewati setiap lantai dan setiap ruangan untuk menyelesaikan misi mereka dan bertahan hidup.
Pasti ada yang bakal berpikiran, kok SWAT, emang di Indonesia ada SWAT? Mungkin di sini yang dipakai adalah terminologinya, bukan artian SWAT Amerika yang biasa nongol di film-film Hollywood. Lagian S.W.A.T itu sendiri artinya Special Weapons and Tactics atau sederhananya pasukan khusus. Dan SWAT itu sendiri ada di berbagai negara di dunia, tentu dengan nama lokal masing-masing. Seperti di Indonesia ada BRIMOB, DENSUS 88 (khusus teroris), KOPASSUS, KOPASKA, dll. Dan jika diperhatikan trailer di atas, saya tidak menemukan tulisan SWAT, yang biasanya kalau di film Hollywood terbentang jelas di van dan rompi mereka. Si sutradara Gareth Evans juga biling gini (baru nemu di kaskus):
“Simple reason, we use Swat only for international audience to understand what the group are in synopsis. But they aren’t Swat in the film and we chose not to use a “real” group cos the story and situation is fictional and also some of our action is movie style – we’re not aiming for 100% realism.”
Apalagi memakai nama satu khusus dalam negeri kayanya cukup susah. Selain perizinan dan birokrasi aparat Indonesia yang suka bertele-tele. Nanti bakal banyak yang tidak bisa terima dan tersinggung. Memakai topik yang nyerempet pejabat dan oknum polisi korup juga susaha. Karena di Indonesia ini banyak yang sensi, mana pernah ditampilkan polisi atau tentara jahat dalam film Indonesia? atau menteri atau jenderal jahat, seperti di film-fil Hollywood. Padhal aparat memang banyak yang bobrok tapi jaimnya luar biasa
Ada yang menarik tentang judul film ini. Serbuan Maut digunakan untuk pasar lokal karena khawatir jika tetap menggunakan nama The Raid masyarakat akan dibingungkan & takut nanti dikira obat serangga
Untuk produksi kedua Merantau Films ini, sebagai Eksekutif Produser adalah Merantau Films berkolaborasi bersama XYZ Films, sebuah perusahaan penjualan film dan produser di Los Angeles, Amerika
Baru-baru ini Gareth Huw Evans, Iko Uwais dan Joe Taslim berkesempatan hadir di Toronto ‐ Kanada untuk mengawal rilis perdana internasional “The Raid” tanggal 8 September 2011 dalam Toronto International Film Festival 2011. Setelah tayang sebagai film pembuka di program Midnight Maddness, ternyata film ini dapat banyak apresiasi positif. Apresiasi tersebut didapat tak hanya dari para penonton tetapi juga para sineas dan kritikus film. Bahkan “The Raid” sempat menjadi trending topik di twitter Kanada dan disebut sebagai “The Most Talked About Film”.
JADI BUAT KALIAN YANG BELUM NONTON, BURUAN DEH TONTON DIJAMIN BAKAL TERPUKAU. :)Ciutkan pos ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar