Senin, 04 Februari 2013

   
RealSteel2Real Steel, sekilas ketika kita melihat cover depan film ini, kita pasti membayangkan kalau film ini akan seperti film-film action penuh adegan sci-fi seperti Transformer atau Terminator. Memang semua itu tidak salah, film ini memang terdapat adegan action dengan balutan sci-fi, namun ada nilai lebih yang ditawarkan dari film Real Steel ini.
Sepanjang film, kita akan dibawa untuk mengikuti sebuah kisah antara seorang ayah dan anaknya yang penuh dengan adegan emosional.
Film ini menceritakan tentang seorang mantan petinju bernama Charlie Kenton (Hugh Jackman) yang hidup di era dimana pertandingan tinju tidak lagi dilakukan oleh manusia, namun dilakukan oleh para robot yang dikendalikan. Namun Charlie bukanlah pengendali robot yang baik, wataknya yang keras kepala dan egois membuat dia harus terlilit hutang.
Namun untungnya, ia bisa mendapatkan sejumlah uang jika ia menyerahkan hak asuh anaknya yang telah lama ia tinggalkan kepada kakak istrinya. Namun, sebelum itu ia harus menjaga anaknya yang bernama Max selama beberapa waktu. Nah, sejak saat itulah banyak kisah menarik antara sang ayah dan anak yang hubungannya tidak baik ini.
Banyak adegan-adegan seru dan menarik selama mereka membangun robot mereka dari puing-puing robot, berbekal pengalaman tinju sang ayah, robot yang semula diremehkan itupun dapat melaju hingga pertandingan robot Internasional. Dan selama itupun sang ayah mulai merubah sikap buruknya, dan mencoba memperbaiki hubungan dengan anaknya yang telah lama hilang.
Real Steel dapat menjadi salah satu tontonan yang menarik bagi keluarga. Jalan cerita yang berkarakter, serta adegan-adegan action dengan efek visual yang menganggumkan tentunya menjadikan Real Steel menjadi salah satu film keluarga yang berkualitas. Selain itu, banyak pelajaran yang dapat diambil dari film ini seperti sikap pantang menyerah, kepercayaan diri, juga mengingatkan kembali akan pentingnya hubungan keluarga yang diatas segalanya.

real-steel-header
Premis Real Steel yang mengisahkan mengenai pertarungan antara para robot kemungkinan besar akan membuat banyak penonton membayangkan berbagai adegan yang terdapat dalam franchise Transformers (2007 – 2011) milik Michael Bay. Namun, Real Steel sendiri merupakan sebuah film yang mendasarkan jalan ceritanya pada cerita pendek karya Richard Matheson yang berjudul Steel (1956) dan lebih menekankan pada perkembangan hubungan antara karakter ayah dan anak yang terdapat di dalam jalan cerita daripada mengumbar berbagai adegan aksi. Pun begitu, Shawn Levy sebagai seorang sutradara juga tidak serta merta meninggalkan sisi visual film ini dan turut mampu menghadirkan deretan adegan aksi dengan pencapaian special effect yang jauh dari kesan mengecewakan.
Jalan cerita Real Steel berlatarbelakangkan waktu pada tahun 2020, dimana olahraga tinju tidak lagi dilakukan oleh manusia, melainkan dilakukan oleh para robot yang dikendalikan oleh para manusia dengan tujuan agar para robot yang bertanding dapat bertarung habis-habisan. Dikisahkan bahwa Charlie Kenton (Hugh Jackman) adalah seorang mantan petinju yang kini menjadikan laga tinju para robot sebagai mata pencahariannya. Dan Charlie bukanlah seorang pengendali robot yang baik. Robot yang ia kendalikan seringkali mengalami kekalahan dan kehancuran yang ujung-ujungnya membuat Charlie selalu berada dalam kesulitan finansial.
Pada suatu hari, mantan kakak iparnya, Debra (Hope Davis), dan suaminya, Marvin (James Rebhorn), datang dengan sebuah surat untuk meminta hak asuh penuh terhadap anak Charlie, Max (Dakota Goyo), yang kini hidup seorang diri setelah ibunya meninggal dunia. Melihat peluang bahwa ia dapat memperoleh aliran dana segar, Charlie lalu ‘menjual’ Max kepada Marvin dengan persyaratan bahwa Charlie mau menjaga dan merawat Max selama Debra dan Marvin berliburan ke luar negeri. Dengan uang yang ia dapatkan dari Marvin, Charlie akhirnya membeli sebuah robot baru yang akan ia gunakan untuk bertarung. Namun, seperti yang dapat diduga oleh setiap penonton, bersamaan dengan perjalanan waktu, hubungan Charlie dan Max secara perlahan mulai menghangat.
Pada durasi awal film ini, Real Steel murni menggambarkan buruknya karakter Charlie dalam kehidupan sehari-harinya: suka berbohong, egois, tidak memiliki pendirian yang tetap dan bahkan mau ‘menjual’ anaknya demi sejumlah uang. Beruntung karakter Charlie Kenton diperankan oleh Hugh Jackman. Kharisma aktor tampan asal Australia ini akan membuat penonton Real Steel merasa sulit untuk membenci karakter Charlie Kenton seburuk apapun jalan cerita film ini berusaha menggambarkan karakter tersebut. Transisi sisi kehidupan karakter Charlie dari seorang yang berperangai buruk menjadi seseorang yang memiliki wibawa dan tanggung jawab menjadi semakin mudah ketika karakter Max yang diperankan Dakota Goyo memasuki jalan cerita. Selanjutnya, akan sangat mudah bagi penonton untuk menebak arah cerita Real Steel yang sebenarnya.
The Ambush, robot terakhir sisa harapannya, harus kalah pada pertunjukan terakhir melawan banteng. Memaksanya untuk segera mencari pengganti sekaligus melunasi hutang-hutang.Kebetulan pada saat bersamaan di pengadilan, pemutusan hakim perkara hak asuh anak sedang dilaksanakan. Melihat hal itu, Charlie membuat perjanjian dengan ayah angkat Max, agar membayar 100.000 dollar.Dari situlah awal petualangan baru dimulai, antara ayah dan anak yang baru bertemu. Saling berdebat dan merasa paling benar. Charlie lagi-lagi harus menelan kekecewaan. Noisy Boy, robot baru yang dibeli dari uang perjanjian harus terbantai habis-habisan di atas ring. real steel sinopsis
Karena sudah tidak ada peluang untuk memiliki robot baru, Charlie dan Max menuju ke tempat pembuangan. Karena ketidakhati-hatiannya, Max terjatuh dan beruntung tersangkut di sebuah rongsokan lengan robot. Sebuah robot yang akan menjadi tolak balik kehidupan keduanya.Dari sisa onderdil Ambush dan Noisy Boy, dengan bantuan Bailey seorang teknisi, Robot bernama ATOM dari Generesi kedua keluaran tahun 2014 berhasil dihidupkan kembali.Meskipun bertubuh kecil, Atom yang digerakkan berdasarkan respon proteksi dari gerakan Max dan Charlie mampu menghajar lawan-lawannya yang lebih besar. Akhirnya, taruhan demi taruhan berhasil dilalui, Atom semakin terkenal di kalangan pertandingan tinju antar robot.Sampai akhirnya, mereka menuju ke pentas pertandingan tinju bergengsi di dunia. Sebuah ajang pertarungan antar robot dengan teknologi terbaru di WRB
Hugh Jackman in character in a boxing pose in front of a large boxing robot in a similar pose.Pun begitu, bukan berarti Real Steel tampil datar dan tidak menarik. Memang, jalan cerita mengenai seorang underdog yang berusaha untuk mencapai tangga kemenangan merupakan sebuah premis dasar yang dapat ditemui di setiap film-film bertema olahraga lainnya. Namun dengan sentuhan modernitas yang dihadirkan lewat kehadiran para karakter robot yang disajikan sebagai para petarung di film ini, Shawn Levy berkesempatan untuk menghadirkan sebuah sisi cerita lain yang dapat mempesona penonton, yakni sisi tampilan special effect film ini. Dan benar saja, deretan robot yang dihadirkan berhasil tampil meyakinkan. Dukungan produksi kelas atas dari bagian suara hingga gambar semakin menambah gemilang pencapaian film yang berdurasi lebih dari 120 menit ini.
Dan adalah sangat menyenangkan mengingat bahwa selain jalan cerita film ini yang merupakan sebuah fiksi belaka, seluruh kandungan yang terdapat di dalamnya mampu dihadirkan begitu nyata: mulai dari adegan-adegan pertarungannya hingga hubungan yang terjalin antara karakternya. Benar bahwa pada beberapa titik, sentimentalitas Real Steel terasa terlalu berlebihan. Namun ketika semenjak awal penonton telah berhasil dibuat tertarik dan memiliki hubungan emosional tersendiri dengan jalan cerita dan setiap karakter di film ini, sentimentalitas kuat yang dihadirkan justru akan terasa bagaikan sebuah kisah hidup yang dialami sendiri oleh setiap penontonnya.
Tidak berlebihan rasanya jika mengatakan bahwa Real Steel adalah sebuah film yang memiliki seluruh kualitas yang diinginkan Michael Bay untuk hadir dalam seri Transformers. Shawn Levy mampu menghadirkan deretan kualitas produksi mulai gambar hingga suara yang begitu tertata rapi dan terlihat meyakinkan. Di saat yang sama, dramatisasi kisah film ini menjadikan Real Steel tetap mampu menjalin hubungan emosional dengan para penontonnya. Deretan pengisi departemen akting film ini juga mampu tampil memuaskan, dengan Hugh Jackman dan Dakota Goyo berhasil memberikan daya tarik yang membuat karakter yang mereka perankan begitu hidup. Real Steel adalah sebuah hiburan aksi yang berhasil mengimbanginya dengan jalan cerita humanis yang begitu terasa indah untuk diikuti.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar